
MANAJEMEN STRATEGI PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI MTs NEGERI MODEL PURWOKERTO
Ramelan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto
Abstract: Strategic management in the world of education is something relatively new. This is because the success of profit institutions to implement strategic management to achieve their goals. MTs Negeri Model Purwokerto is a state educational institution tat has a clear future education orientation. The institution is a leading educational institution with full of academic and non-academic achievement learners. The teachers in this institution are strictly selected teachers. This study aims to describe and analyze strategic management in improving the quality of teachers in MTs Negeri Model Purwokerto, ranging from environmental analysis, strategic formulation, strategic implementation until evaluation and strategic supervision in improving teacher quality. This research is a qualitative descriptive research, the research location take place in MTs Negeri Model Purwokerto Banyumas Regency. Data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. Data analysis used in this study is qualitative data analysis, using three activity flow, data reduction, data presentation and verification/drawing conclusion, and SWOT analysis. Verification of data validity using data triangulation technique. The results showed that: Periama, environmental analysis conducted by MTs Negeri Purwokerto Model for improving the quality of educator is SWOT analysis which produce program or activity according to education institution needs. Second, the strategic formulation used by MTs Negeri Model Purwokerto is done by compiling the vision, mission, and objectives of the madrasah made by the team of formulation of School Work Plan (RKS). The strategic formulation done by MTs Negeri Model Purwokerto for the improvement of teacher quality with teacher recruitment program, guidance and teacher development. Third, in order to get competent and highly committed teacher candidates, the strategy taken by MTs Negeri Model Purwokerto to improve teacher quality is to recruit at any time according to need, with tight selection without KKN elements. While the guidance and empowerment of teachers conducted by the organizing committee. Fourth, evaluation and strategic supervision of MTs Negeri Model Purwokerto. There are two kinds of individual supervision by head of madrasah, vice principal of curriculum affair, senior educator, and Supervisor. While group supervision is held with teachers of one subject cluster in weekly and monthly coordination meetings and MGMP.
Abstrak: Manajemen strategis dalam dunia pendidikan adalah sesuatu yang relatif baru. Ini karena keberhasilan lembaga profit untuk menerapkan manajemen strategis untuk mencapai tujuan mereka. MTs Negeri Model Purwokerto adalah lembaga pendidikan negeri yang memiliki orientasi pendidikan masa depan yang jelas. Institusi ini adalah institusi pendidikan terkemuka dengan penuh prestasi akademik dan non akademik. Para guru di lembaga ini adalah guru yang dipilih secara ketat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis manajemen strategis dalam meningkatkan kualitas guru di MTs Negeri Model Purwokerto, mulai dari analisis lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategis hingga evaluasi dan pengawasan strategis dalam meningkatkan kualitas guru. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, lokasi penelitian dilaksanakan di MTs Negeri Model Purwokerto Kabupaten Banyumas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, menggunakan tiga alur kegiatan, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan / verifikasi, dan analisis SWOT. Verifikasi validitas data menggunakan teknik triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, analisis lingkungan yang dilakukan oleh MTs Negeri Model Purwokerto untuk meningkatkan kualitas pendidik adalah analisis SWOT yang menghasilkan program atau kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan. Kedua, formulasi strategis yang digunakan oleh MTs Negeri Model Purwokerto dilakukan dengan menyusun visi, misi, dan tujuan madrasah yang dibuat oleh tim perumusan Rencana Kerja Sekolah (RKS). Perumusan strategis dilakukan oleh MTs Negeri Model Purwokerto untuk peningkatan kualitas guru dengan program rekrutmen guru, bimbingan dan pengembangan guru. Ketiga, untuk mendapatkan kandidat guru yang kompeten dan berkomitmen tinggi, strategi yang diambil oleh MTs Negeri Model Purwokerto untuk meningkatkan kualitas guru adalah merekrut setiap saat sesuai kebutuhan, dengan seleksi ketat tanpa elemen KKN. Sedangkan bimbingan dan pemberdayaan guru dilakukan oleh panitia. Keempat, evaluasi dan pengawasan strategis MTs Negeri Model Purwokerto. Ada dua jenis pengawasan individu oleh kepala madrasah, wakil kepala urusan kurikulum, pendidik senior, dan pengawas. Sementara supervisi kelompok diadakan dengan guru-guru dari satu kelompok subjek dalam pertemuan koordinasi mingguan dan bulanan dan MGMP.
Kata Kunci: manajemen strategi, peningkatan mutu, dan tenaga kependidikan.
- PENDAHULUAN
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan perlu dua usaha, yaitu pembentukan gugus dan sistem pembinaan professional pendidik. Pemben-tukan gugus dimaksudkan untuk memper-lancar upaya peningkatan mutu pengetahuan, wawasan, kemampuan, dan ketrampilan profesional para pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam hal ini, khususnya pendidik di SMP atau MTs dalam meningkatkan mutu kegiatan atau proses belajar mengajar dengan mendayagunakan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh madrasah yang nantinya akan meningkatkan mutu hasil belajar. Sedangkan sistem pembinaan profesi-onal merupakan alternatif yang dipilih untuk meningkatkan kualitas yang meliputi kemampuan, pengetahuan, wawasan, ketrampilan, kreativitas, komitmen, pengabdian, serta disiplin pendidik.
Manajemen strategis diartikan sebagai perencanaan berkala besar (perencanaan strategis) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (visi) dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil) agar memungkinkan lembaga pendidikan berinteraksi secara efektif (misi) dalam usaha menghasilkan jasa serta pelayanan yang berkualitas dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (tujuan strategi) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) lembaga pendidikan.
MTs Negeri Model Purwokerto adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang memperhatikan peningkatan mutu pendidikannya. Hal ini dapat diketahui dengan ditunjuknya MTs Negeri Model Purwokerto sebagai sekolah percontohan dalam penerapan Kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran 2013/2014. Sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan, MTs Negeri Model Purwokerto selalu mengadakan studi lapangan atau analisis lingkungan untuk mengetahui tentang kelemahan dan kelebihannya sebagai acuan atau landasan dalam pengembangan lembaga MTs Negeri Model Purwokerto khususnya mutu pendidik selanjutnya. Kemajuan dan perkembangan yang dialami MTs Negeri Model Purwokerto tidak lepas dari aplikasi manajemen strategi dalam upaya meningkatkan mutu pendidik yang didukung oleh bidang fisik dan non fisik. Hal ini tidak terlepas dari peran kepala MTs Negeri Model Purwokerto.
Dalam implementasi manajemen strategi yang diterapkan di MTs Negeri Model Purwokerto, lebih difokuskan pada pencapaian visi, misi, dan tujuan madrasah. Adapun ruang lingkup dari target/sasaran yang ingin dicapai adalah bagian dari gugusan substansi manajemen strategik madrasah yang meliputi; kurikulum dan pembelajaran, pengembangan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, administrasi dan keuangan, kesiswaan dan humas, layanan khusus serta standar operasional manajemen kelas. Komponen-komponen tersebut adalah bagian terpenting dari sasaran yang juga diimplementasikan dalam manajemen pendidikan dalam proses pencapaian pendidikan yang bermutu di MTs Negeri Model Purwokerto. Upaya dan kerja keras yang diwujudkan bersama antara warga madrasah dan warga masyarakat agar dapat terwujud pengelolaan madrasah yang unggul baik secara kuantitas maupun kualitas (sarana/prasarana, keuangan dan SDM) terwujud dengan berbagai prestasi yang dimilikinya. Prestasi adalah ukuran keberhasilan suatu lembaga, untuk itu prestasi akademik maupun non-akademik akan menjadi tujuan utama lembaga ini baik di tingkat kabupaten, provinsi, nasional maupun internasional. Dalam hal ini, MTs Negeri Model Purwokerto telah menunjukkan bahwa dirinya memang berprestasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan sejumlah prestasi yang diraih lembaga ini baik lokal, provinsi, nasional, dan internasional.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang aplikasi manajemen strategi peningkatan mutu tenaga pendidik di MTs Negeri Model Purwokerto untuk mengungkap faktor pendukung dan penghambat keberhasilan pendidikan dengan judul: “ImplementasiManajemen Strategik Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik MTs Negeri Model Purwokerto”. Penelitian ini akan memfokuskan pada aspek formula manajemen strategi, konsep peningkatan mutu tenaga pendidik, implementasi manajemen strategik serta evaluasi dan pengawasan manajemen strategik peningkatan mutu tenaga pendidik yang dilakukan MTs Negeri Model Purwokerto.
- METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian dalam rangka mengumpulkan informasi dalam situasi sewajar-nya, untuk dirumuskan menjadi suatu generali-sasi yang dapat diterima oleh akal sehat manusia, dengan memberikan gambaran yang terperinci mengenai proses atau urutan suatu kejadian (Moleong, 2012:4). Penelitian ini dirancang dengan mengguna-kan jenis penelitian penelitian lapangan (field research). Penelitian yang dilakukan melalui pengamatan langsung ke lokasi yang dijadikan obyek penelitian yang berorientasi pada temuan atau gejala alami. Sedangkan berdasarkan sifatnya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau mengenai bidang tertentu (Anwar, 1998:7). Penelitian ini menggambarkan suatu kejadian atau penemuan dengan disertai data yang diperoleh di lapangan, yaitu tentang implementasi manajemen strategik peningkatan mutu tenaga pendidik di MTs Negeri Model Purwokerto.
Adapun aktivitas peneliti di sini berusaha menggambarkan konteks penelitian secara interaktif, memaparkan berbagai perspektif informan mengenai fenomena, dan secara kontinue menggali, mencari dan menganalisis data fenomena yang diteliti selama di lapangan dan penelitian ini tidak bermaksud untuk menguji teori, hanya diarahkan pada pemahaman tentang implemen-tasi manajemen strategik peningkatan mutu tena-ga pendidik di MTs Negeri Model Purwokerto. Dalam menemukan data yang benar, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan sejak awal penelitian sampai akhir penelitian mengunakan teknik reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Untuk mengecek atau memeriksa keabsah-an data mengenai implementasi manajemen strategik peningkatan mutu pendidik berdasarkan data yang terkumpul, selanjutnya ditempuh beberapa teknik keabsahan data, meliputi: kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas. Keabsahan dan kesahihan data mutlak diperlukan dalam studi kualitatif. Oleh karena itu, dilakukan pengecekan keabsahan data. Pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode untuk pengecekan keabsahan data. Teknik triangulasi dilakukan untuk efektifitas proses dan hasil yang diinginkan peneliti. Proses ini dilakukan secara terus menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis data, sampai peneliti yakin bahwa tidak ada lagi perbedaan-perbedaan, dan tidak ada lagi yang harus dikonfirmasi kepada informan. Triangulasi dapat digunakan untuk mencegah kesalahan dalam analisis data dengan membandingkan teknik mengambilan data yang berbeda. Pada penelitian ini triangulasi data membandingkan studi dokumen atau observasi dan wawancara.
- PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
- Formulasi Strategik Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik
Formulasi strategi di MTs Negeri Model Purwokerto berkaitan dengan visi, misi, dan tujuan yang dirancang oleh kepala madrasah. Rancangan visi dan misi ini dibuat lebih awal dengan melibatkan beberapa stakeholders. Sebelum perumusan formulasi strategi yang digunakan MTs Negeri Model Purwokerto, Kepala madrasah membentuk tim perumus Rencana Kerja Madrasah yang beranggotakan Kepala Madrasah, 2 orang guru, dan ketua komite sekolah. Kemudian tim perumusan RKM ini mengikuti pembekalan mengenai kebijakan dan perumusan RKM yang difasilitasi oleh Kementerian Agama Kabupaten Banyumas bekerjasama dengan Tim USAID-KINERJA-LPKIPI Propinsi Jawa Tengah.
Formulasi strategi dalam peningkatan mutu tenaga pendidik di MTs Negeri Model Purwokerto, yaitu rekruitmen pendidik dengan comprehensive selection merupakan cara atau teknik yang dilakukan MTs Negeri Model Purwokerto untuk memenuhi kebutuhan pendidik dengan menggunakan analisis kebutuhan kepala lembaga pendidikan tersebut dengan empat cara seperti yang dijelaskan oleh Bafadal, yaitu menetapkan beban kerja lembaga pendidikan mengidentifikasi keseluruhan tugas yang akan diselesaikan dalam waktu tertentu pada masa mendatang (tugas lembaga pendidikan yaitu tugas utama dan tugas penunjang); menetapkan kapasitas kerja pendidik, menetapkan kemampuan maksimal pendidik pada umumnya dalam menyelesaikan tugas tertentu; menginven-tarisasi pendidik yang ada, mengiventarisasi semua pendidik yang dimiliki lembaga pendidikan; dan menetapkan jumlah dan jenis pendidik yang dibutuhkan, menetapkan jumlah dan jenis pendidik yang dibutuhkan disesuaikan dengan jumlah kelas atau peserta didik.
Dalam merumuskan formulasi strategi peningkatan mutu tenaga pendidikdi MTs Negeri Model Purwokertomelibatkan seluruh stakeholder dalam menyusun peren-canaan strategis dengan menyusun program-program jangka panjang, menengah dan pendek berdasarkan hasil dari evaluasi diri madrasah (EDM) yang sebelumnya telah dilaksanakan. Dalam formulasi strategik di MTs Negeri Model Purwokertodilakukan dalam rapat bersama yang diikuti seluruh pemangku kepentingan mulai dari kepala madrasah, wakil kepala, guru, bidang tata usaha dan seluruh karyawan dengan tujuan untuk mengakomodir masukan dan usulan dalam penyusunan formulasi strategi madrasah. Dari hasil pembahasan peren-canaan tersebut kemudian ditetapkan rencana induk pengembangan madrasah (RIP) dalam bentuk rencana strategi.
Dalam merumuskan formulasi strategik peningkatan mutu tenaga pendidikdi MTs Negeri Model Purwokertomelibatkan seluruh stakeholder dalam menyusun perencanaan strategis dengan menyusun program jangka panjang, menengah dan pendek berdasarkan hasil dari evaluasi diri madrasah (EDM) yang sebelumnya telah dilaksanakan. Dalam formulasi strategik di MTs Negeri Model Purwokertodilakukan dalam rapat bersama yang diikuti seluruh pemangku kepentingan mulai dari kepala madrasah, wakil kepala, guru, bidang tata usaha dan seluruh karyawan dengan tujuan untuk mengakomodir masukan dan usulan dalam penyusunan formulasi strategi madrasah. Dari hasil pembahasan perencanaan tersebut kemudian ditetapkan rencana induk pengembangan madrasah (RIP) dalam bentuk rencana strategi.
Dari hasil analisis lingkungan yang dilakukan MTs Negeri Model Purwokerto usaha atau program untuk peningkatan mutu pendidik. Analisis lingkungan perlu dilakukan secara terus-menerus karena perubahan terus berlangsung dengan cepat dan dalam intensitas yang tinggi sehingga lembaga pendidikan akan membuat kebijakan yang berbeda-beda setiap ajaran baru sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya pendidik sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi.
- Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik
Ada dua program peningkatan mutu pendidik yang dilakukan MTs Negeri Model Purwokerto, yaitu perekrutan pendidik, pembinaan dan pemberdayaan pendidik dari hasil analisis lingkungan yang telah dilakukan dengan analisis SWOT. Kegiatan perekrutan yang dilakukan dengan menggunakan comprehensive selection dengan proses seleksi akademik dan administrasi, seleksi micro teaching, dan wawancara.
Strategi peningkatan mutu tenaga pendidik di MTs Negeri Model Purwokerto dimulai dari rekrutmen tenaga pendidik. Tenaga Pendidik yang direkrut MTs Negeri Model Purwokerto harus pendidik yang mempunyai komitmen dan kompetensi. Tenaga pendidik MTs Negeri Model Purwokerto harus lulus materi yaitu memiliki kompetensi ijazah S-1, tes akademik, tes keahlian dan keguruan oleh pendidik yang serumpun dengan mata pelajaran calon pendidik, tes agama, dan wawancara. Selain itu ada beberapa hal yang dilakukan MTs Negeri Model Purwokerto untuk mendapatkan calon pendidik yang memiliki empat kompetensi (kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, dan kompetensi profesional) yaitu survei lingkungan rumah secara diam-diam untuk mengetahui kompetensi sosial dan kompe-tensi kepribadian calon pendidik.
Strategi kedua dalam peningkatan mutu tenaga pendidik di MTs Negeri Model adalah dengan melakukan pembinaan dan pemberdayaan tenaga pendidik melalui: seminar, workshop, diklat, studi banding, studi lanjut; fasilitas untuk mengakses informasi baru (internet, membaca, dan membeli buku penunjang); Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); tunjangan (struktural, masa kerja, pemberian seragam, pemberian cuti, dan pembina ekstrakurikuler); dan evaluasi pendidikan oleh kepala madrasah dan Penilik/Pengawas Pendidikan Agama Islam (PPAI) dan rapat koordinasi bulanan.
Ikut serta dalam program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan kewajiban pendidik khususnya koordinator setiap mata pelajaran karena pendidik tersebut bertanggung jawab terhadap pendidik yang satu mata pelajaran. Kegiatan ini mengutamakan layanan sosial lebih dari kepentingan pribadi; mempunyai status yang tinggi, memiliki pengetahuan yang khusus (dalam hal mengajar dan mendidik); memiliki kegiatan intelektual; memiliki hak untuk memperoleh standar kualifikasi profesional; dan mempunyai kode etik profesi yang ditentukan oleh organisasi profesi. Hal ini sesuai dengan pengertian peningkatan profesional pendidik dari Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu usaha untuk memperluas pengetahuan, meningkatkan ketrampilan mengajar, dan menumbuhkan sikap profesional sehingga para pendidik menjadi lebih ahli dalam mengelola kegiatan belajar mengajar untuk membelajarkan peserta didik. Meningkatkan kesejahteraan pendidik khususnya yang berstatus Guru Tidak Tetap (GTT), merupakan kewajiban lembaga pendidikan. Kesejahteraan pendidik perlu diperhatikan karena mempengaruhi konsentrasi dalam pembelajaran.
- Implementasi Strategi Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik
Dalam peningkatan mutu tenaga pendidik, MTs Negeri Model Purwokerto melakukan implementasi terhadap program-program yang telah dirumuskan dalam formulasi strategik, yang diawali dengan proses rekruitmen, kemudian melakukan pembinaan dan pemberdayaan tenaga pendidik. Implementasi strategik pada dasarnya merupakan tahapan yang paling penting. Implementasi strategi dilaksanakan dengan tahapan pengorganisasian dan pembagian tugas (job description) sesuai dengan struktur organisasi madrasah. Dengan tugas dan tanggung jawab yang jelas pelaksanaan manajemen strategi diharapkan dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan dan daya saing madrasah sesuai dengan visi, misi, dan tujuan madrasah.
Pelaksanaan program dari hasil analisis lingkungan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidik. Program yang dibuat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan atau acuan pelaksanaan meliputi jenis, waktu, tempat, pemateri, peserta, dan tujuan program. Program yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik apabila pendidik memiliki motivasi dan moral yang tinggi. Pelaksanaan program harus sesuai dengan formulasi atau perencanaan yang telah dibuat (disepakati) meliputi waktu, tempat, peserta, pemateri, tujuan, dan jenis program. Perlunya teamwork yang solid dalam pelaksanaan kegiatan atau program. Adanya motivasi dan moral pendidik yang tinggi untuk menyukseskan pelaksanaan program.
Dalam proses rekruitmen ada tiga pokok kegiatan, yaitu seleksi administrasi dan akademik; seleksi micro teaching, dan wawancara. Dalam wawancara ada tes sebagai tambahan karena MTs Negeri Model Purwokerto merupakan lembaga pendidikan Islam sehingga calon pendidik diharuskan bisa membaca Al-Qur’an dan memiliki pengetahuan tentang ajaran atau agama Islam sehingga kode etik pendidik secara tidak langsung tercermin dalam kepribadian pendidik. Hal ini sesuai dengan pendapat Al-Ghazali tentang kode etik tujuh belas bagian seperti menanamkan sifat ikhlas pada peserta didik dan secara terus menerus mencari informasi guna disampaikan pada anak didiknya yang akhirnya mencapai tingkat taqqarub kepada Allah Swt. Sedangkan survei lingkungan rumah sebagai tambahan dalam proses rekruitmen memiliki tujuan untuk mengetahui kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial calon pendidik.
Pembinaan dan pemberdayaan pendidik di MTs Negeri Model Purwokerto, antara lain melalui seminar, workshop, diklat, studi banding, studi lanjut; fasilitas untuk mengakses informasi baru (internet, membaca, dan membeli buku penunjang); Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); tunjangan (struktural, masa kerja, pemberian seragam, pemberian cuti, dan pembina ekstrakurikuler); dan evaluasi pendidikan oleh kepala madrasah dan penilik/pengawas pendidikan agama Islam (PPAI) dan rapat koordinasi bulanan.
Kegiatan peningkatan mutu pendidik ada yang biaya atau inisiatif pribadi pendidik dan beasiswa atau delegasi (wakil) dari MTs Negeri Model Purwokerto atau beasiswa dari Kemenag. Kegiatan biaya atau inisiatif pribadi seperti membeli buku penunjang; mencari informasi baru melalui membaca dan internet; menyediakan media dan metode pembelajaran yang baru; seminar, diklat, pelatihan, dan studi lanjut. Sedangkan beasiswa atau pendelegasian dari MTs Negeri Model Purwokerto untuk seminar, diklat, pelatihan, dan studi lanjut (beasiswa Kemenag).
Seminar Kurikulum 2013, yang dilakukan untuk mempersiapkan pelaksanaan Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2014/2015 di MTs Negeri Model Purwokerto. Hal ini sesuai dengan tujuan pelaksanaan seminar, menurut Sahertian untuk mengadakan intensifikasi, integrasi, serta aplikasi pengetahuan, pengertian, dan keterampilan para anggota kelompok dalam satu latihan yang intensif dengan mendapat bimbingan yang intensif pula. Team teaching dapat sebagai kerjasama antar pendidik yang serumpun atau satu mata pelajaran. Team teaching merupakan salah satu ciri-ciri pendidik yang memiliki moral yang tinggi sesuai dengan pernyataan Sahertian, yaitu suka bekerjasama dengan orang lain atau pendidik lain.
Studi banding di sini dapat disebut dengan ekskursi (excursion). Pengertian studi banding merupakan ekskursi sebagai perjalanan lembaga pendidikan yang dilakukan suatu kelompok manusia dengan tujuan mempelajari sesuatu secara menyeluruh. Letak objek dengan lembaga pendidikan tidak jauh yang membutuhkan waktu paling lama satu hari. Dengan kelebihan memberi pengalaman langsung; membangkitkan minat baru atau memperkuat minat yang ada; memberi motivasi kepada pendidik untuk menyelidiki sebab musabab sesuatu; menanamkan kesadaran terhadap masalah-masalah yang terdapat di dalam masyarakat; mengembangkan hubungan sosial dengan masyarakat; memberi pengertian yang lebih luas tentang kehidupan dalam masyarakat; dan sebagai suatu penyegaran dlam pembinaan profesi.
Diklat sebagai salah satu usaha peningkatan mutu pendidik di MTs Negeri Model Purwokerto. Diklat diadakan di lembaga pendidikan dalam diklat pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Sedangkan diklat yang diikuti pendidik di luar lembaga pendidikan atau balai diklat dapat disesuaikan dengan diklat yang dilaksanakan. Diklat yang dilakukan disesuikan dengan kebutuhan lembaga pendidikan dari hasil analisis lingkungan. Diklat sesuai dengan pendapat Bafadal tentang proses peningkatan kemampuan profesional pendidik dengan pembinaan kesejahteraan seperti penataran, bimbingan, latihan, diklat, studi lanjut, dan studi kasus.
Studi banding yang diselenggarakan MTs Negeri Model Purwokerto dalam peningkatan mutu pendidik, bertujuan untuk mendapatkan wawasan pembanding dalam melaksanakan proses belajar mengajar peserta didik dan menumbuhkan semangat baru (penyegaran) bagi pendidik. Sedangkan harapan yang ingin diperoleh MTs Negeri Model Purwokerto adalah mampu membandingkan tata cara memproses belajar peserta didik (perencanaan, media, metode, sumber belajar, dan pengelolaan kelas), siap menggunakan teknologi informatika (TI) seperti internet dan laporan ulangan harian lewat program komputer, dan lebih mantap dalam menjalankan program pendidikan.
Keikutsertaan pendidik MTs Negeri Model Purwokerto dalam program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), khususnya koordinator setiap mata pelajaran dapat membantu penguasaan pendidik dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kunandar tentang sifat-sifat pendidik, yaitu suka bekerja sama (kooperatif) dan menguasai bahan pelajaran. Dalam usaha meningkatkan kesejahteraan pendidik sesuai pendapat Hadari Nawawi tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemberian kompensasi atau tunjangan, yaitu: layak manusiawi; didasarkan pada keadilan; ditempatkan sebagai hak dan penghargaan dari pelaksanaan pekerjaan; mampu mempertahankan pendidik yang berkualitas; dan menggunakan manajemen kompensasi yang efektif. Tunjangan ada beberapa macam yaitu: tunjangan masa kerja, tunjangan struktural, tunjangan pendidikan, pemberian serangam pendidik, pemberian cuti pendidik sesuai dengan aturan, gaji pembina ekstrakurikuler.
Peningkatan kesejahteraan pendidik dengan cara memberikan kompensasi, juga merupakan upaya dalam peningkatan mutu tenaga pendidik di MTs Negeri Model Purwokerto. Kompensasi yang diberikan kepada pendidik berbeda-beda antara lembaga pendidikan satu dengan yang lainnya. Kompensasi diberikan bersamaan dengan gaji sebulan sekali. Kompensasi yang diberikan MTs Negeri Model Purwokerto disebut tunjangan. Tunjangan yang diberikan antara lain tunjangan struktural, tunjangan pendidikan, tunjangan masa kerja, tunjangan keahlian atau pengalaman, tunjangan bahan pokok, tunjangan transportasi, tunjangan anak, tunjangan istri atau suami, tunjangan prestasi, tunjangan kesehatan, tunjangan hari tua, tunjangan hari raya, kelebihan jam mengajar standar, gaji pembina ekstrakurikuler, pemberian seragam pendidik, dan pemberian cuti sesuai dengan peraturan.
- Evaluasi dan Pengawasan Strategi Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik
Kegiatan evaluasi yang dilakukan di MTs Negeri Model Purwokerto dalam peningkatan mutu pendidik, ada dua yaitu supervisi perorangan dan supervisi kelompok. Supervisi perorangan dilakukan oleh kepala madrasah dan penilik/pengawas pendidikan agama Islam (PPAI) dengan cara kunjungan kelas dan percakapan pribadi. Sedangkan supervisi kelompok, yaitu rapat koordinasi bulanan dengan cara melakukan atau mengadakan rapat satu bulan sekali untuk membahas program yang akan atau sudah dilaksanakan dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) internal sama dengan rapat koordinasi pendidik satu mata pelajaran. Kegiatan evaluasi dan pengawasan untuk peningkatan mutu pendidik disebut supervisi pendidikan.
Supervisi pendidikan yang digunakan dalam peningkatan mutu pendidik di MTs Negeri Model Purwokerto, ada dua teknik, yaitu teknik perorangan dan teknik kelompok. Teknik perorangan yang dilakukan adalah kunjungan kelas dan percakapan pribadi oleh kepala sekolah, penilik, wakil kepala kurikulum, dan pendidik senior dalam mata pelajaran tertentu baik secara langsung maupun menggunakan format supervisi kelas. Teknik kelompok yang dilakukan adalah rapat koordinasi bulanan yang diikuti oleh semua, yaitu kepala madrasah, wakil-wakil kepala madrasah, pendidik, dan kepala tata usaha. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) madrasah internal sama istilahnya dengan rapat koordinasi pendidik satu rumpun mata pelajaran karena pesertanya adalah pendidik yang sama mata pelajaran yang diajarkan.
Pelaksanaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) madrasah dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan pendidik dalam program khusus yang dirancang oleh MTs Negeri Model Purwokerto yaitu penguasaan TIK dan Bahasa Inggris. Tutor TIK dan Bahasa Inggris diambil dari salah satu pendidik dalam satu rumpun mata pelajaran yang bertugas mengajarkan kedua program tersebut. Setelah pelaksanaan program kegiatan evaluasi dengan cara memberikan tes sesuai dengan materi yang disampaikan dengan dipantau oleh masing-masing koordinator MGMP masing-masing bidang. Hasil evaluasi akan dikategorikan menjadi dua, yaitu gagal dan lulus artinya pendidik yang masuk dalam kategori lulus melanjutkan materi selanjutnya pada pertemuan berikutnya. Sedangkan pendidik yang masuk kategori gagal mendapat perlakuan yang lebih, yaitu pembinaan yang lebih intensif dari pendidik yang menjadi tutor. Proses ini berlanjut sampai tujuan atau target yang dibuat oleh MTs Negeri Model Purwokerto tercapai. Selain itu, MGMP madrasah dalam bidang mata pelajaran memberikan pembinaan terhadap pendidik oleh tutor senior yang mempunyai pengalaman lebih dalam proses mengajar sehingga keahlian yang dimiliki pihak senior menjadi merata sehingga semua pendidik menjadi profesional.
Pengawasan yang dilakukan kepala madrasah, wakil kepala madrasah dan pendidik senior setiap mata pelajaran MTs Negeri Model Purwokerto setelah pelaksanaan program untuk mengetahui peningkatan mutu pendidik. Hasil setelah pelaksanaan ada tiga yaitu mutu pendidik meningkat setelah pelaksanaan program atau kegiatan, mutu pendidik sama sebelum dan setelah pelaksaan program atau kegiatan, dan mutu pendidik menurun setelah pelaksanaan program atau kegiatan. Pengawasan dilakukan dengan melihat kemampuan pendidik menguasai materi dari program atau kegiatan sehingga dalam proses pengajaran pendidik menerap-kan apa yang telah diperoleh dari pelaksanaan program.
MTs Negeri Model Purwokerto juga melakukan rapat koordinasi, yang dilakukan tiap mingguan dan bulanan. Rapat bulanan dilakukan pada Minggu pertama atau minggu keempat sesuai dengan kebutuhan dengan pesertanya adalah pendidik, tenaga kependidikan, dan kepala MTs Negeri Model Purwokerto dengan agenda rapat tertentu, terutama membahas tentang kemajuan dan pengembangan MTs Negeri Model Purwokerto serta masalah pendanaan khususnya peningkatan mutu pendidik. Evaluasi yang dilakukan oleh MTs Negeri Model setelah pendidik mengikuti program atau kegiatan dengan cara mempresentasikan materi dan memperbanyak (memfotokopi) materi yang diperoleh dari pelaksanaan program untuk diberikan kepada peserta rapat sehingga wawasan atau pengetahuan tidak hanya diperoleh pendidik yang mengikuti program tetapi semua pendidik yang ada di MTs Negeri Model Purwokerto. Sedangkan rapat mingguan dilaksanakan pada hari Kamis dengan peserta rapat kepala madrasah, wakil kepala madrasah, dan Staf TU MTs Negeri Model Purwokerto.
Evaluasi yang dilakukan MTs Negeri Model Purwokerto diharapkan bisa menyele-saikan permasalahan pendidik dan memperbaiki mutu pendidik sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan. Evaluasi yang dilakukan dapat dikatakan dengan supervisi pendidikan. Fungsi supervisi harus dioptimalkan karena menetukan keberhasilan atau kegagalan program sesuai dengan fungsi supervisi pendidikan menurut Sergovanni dalam Bafadal ada tiga salah satunya fungsi kontrol, supervisi pendidikan dilakukan oleh supervisor (kepala lembaga pendidikan dan pengawas (penilik) untuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan tugas-tugas pendidik. Teknik supervisi pendidikan sesuai dengan pendapat Gwym dalam Bafadal yaitu teknik perorangan (individual devices) seperti kunjungan kelas, percakapan pribadi, kunjungan antar kelas, dan penilaian sendiri.
Pengawasan dan evaluasi strategi yang dilakukan secara rutin dan berkala oleh kepala madrasah dengan memantau dan mengontrol proses manajemen strategi untuk memastikan apakah proses manajemen strategi telah sesuai dengan perencanaan sekaligus memberikan arahan, saran apabila dalam pelaksnaan terdapat hambatan-hambatan yang mungkin berpengaruh terhadap pencapaian tujuan sebagaimana dalam perencanaan manajemen starategi serta mengumpulkan dan menganalisis temuan-temuan untuk menyusun rekomendasi terkait perbaikan pelaksanaan manajemen strategi ke depan. Sedangkan evaluasi terhadap manajemen strategik di MTs Negeri Model Purwokerto dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian manajemen strategik sebagaimana tujuan manajemen strategik yang telah direncanakan dan ditetapkan bersama.
- KESIMPULAN
Berdasarkan paparan data, temuan hasil penelitian, dan pembahasan tentang manajemen strategi peningkatan mutu tenaga pendidik di MTs Negeri Model Purwokerto, yang memfokuskan pada formulasi manajemen strategik, konsep peningkatan mutu tenaga pendidik, implementasi manajemen strategik serta pengawasan dan evaluasi manajemen strategi peningkatan mutu tenaga pendidik, maka penulis menarik kesimpulan, sebagai berikut:
Pertama, formulasi manajemen strategi yang digunakan MTs Negeri Model Purwokerto, dilakukan dengan menyusun visi, misi, dan tujuan madrasah yang dibuat oleh tim perumusan Rencana Kerja Madrasah (RKM). Kemudian dilakukan analisis lingkungan menggunakan analisis SWOT yang menghasilkan program atau kegiatan sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan. Analisis SWOT harus dilakukan secara terus menerus sehingga kegiatan peningkatan mutu pendidik sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan perkembangan sosial kemasyarakatan yang terjadi di setiap wilayah dengan intensitas yang tinggi.
Kedua, konsep peningkatan mutu tenaga pendidik di MTs Negeri Model Purwokerto diawali dengan rekruitmen, dilanjutkan dengan analisis kemampuan calon yang diwujudkan dalam bentuk tes. Perekrutan dengan comprehensive selection yang meliputi empat cara yaitu seleksi akademik dan administrasi, seleksi micro teaching, wawancara, dan survei lingkungan rumah; sedangkan pembinaan dan pemberdayaan pendidik dengan kegiatan: seminar, diklat, team teaching, studi banding, dan studi lanjut memberikan kemudahan untuk mengakses informasi baru (membaca, internet, dan membeli buku penunjang), program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), memberikan tunjangan atau kompensasi, dan mengadakan supervisi pendidikan.
Ketiga, implementasi strategi yang dilakukan MTs Negeri Model Purwokerto dalam peningkatan mutu tenaga pendidik ada dua yaitu perekrutan yang dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan yang menggunakan seleksi ketat tanpa unsur Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), agar mendapatkan calon pendidik yang berkompetensi dan berkomitmen tinggi. Sedangkan pembinaan dan pemberdayaan pendidik dilakukan sesuai dengan jadwal yang dibuat oleh panitia pelaksana atau balai diklat.
Keempat, Evaluasi dan pengawasan strategi yang dilakukan MTs Negeri Model Purwokerto dalam peningkatan mutu tenaga pendidik ada dua macam, yaitu supervisi perorangan yang dilakukan oleh kepala lembaga pendidikan, waka kurikulum, pendidik senior dalam satu rumpun pelajaran, dan penilik. Sedangkan supervisi kelompok dengan mengadakan rapat koordinasi dengan pendidik satu rumpun mata pelajaran; rapat koordinasi mingguan dan bulanan; dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) madrasah (internal).
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. 2007. Strategic Management for Educational Management. Bandung: Alfabeta.
Alma, Buchari dan Ratih Hurriyati. 2008. Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima. Bandung: Alfabeta.
. 2009. Guru Professional (Menguasai Metode dan Terampil Mengajar). Bandung: Alfabeta.
Arcaro, Jerome. S. 2007. Quality in Education: An Implementation Handbook. St. Lucia Press. Terj. Yosal Iriantara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi dan Yuliana, Lia. 2012. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media bekerjasama dengan UNJ Yogyakarta.
Bafadhal, Ibrahim. 2006. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Benston, Luwis R. 1972. Supervision and Management. New York: McGraw Hill Book Company.
Danim, Sudarwan. 2003. Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Engkoswara & Komariah, Aan. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Fattah, Nanang. 2012. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hadijaya, Yusuf. 2013. Menyusun Strategi Berbuah Kinerja Pendidik Efektif. Medan: Perdana Publishing.
Hawi, Akmal. 2003. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Jauch, Lawrence R. & Glueck, William F. 1988. Business Policy and Strategic Management, Fifth Edition. New York: McGraw-Hill Book Company.
Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan dengan Illustrasi di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Rowe. 1989. Strategic Management, A Methodological Approach. New York an Co: Addison-Wesley Publishing Company.
Sabariah, 2016. Etika. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sallis, Edward, 2012. Total Quality Management in Education. Yogyakarta: IRCiSoD.
Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Thompson, Jr. Arthur A., Gamble, John E. & Strickland III, A. J. 2006. Strategy Core Consepts Analytical Tools Readings. New York: McGraw-hill.
Usman, Moh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Wheelen, Thomas L. 2012. Strategic Management and Business Policy: Toward Global Sustainability 13th Ed. New Jersey: Prentice Hall.