Oleh: Philomena Rose, S.P.,M.Pd. (Guru SMP Negeri 17 Pontianak)
Kalimantan Barat menempati posisi 31 dengan skor 28,36 untuk indeks Kegiatan Literasi Membaca Provinsi (Alibaca) menurut data dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2022. Hal ini menyatakan bahwa minat baca masyarakat masih rendah. Untuk mengentaskan masalah tersebut maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan Gerakan Literasi Sekolah atau biasa dikenal GLS dalam rangka mewujudkan generasi yang literat.
Untuk melaksanakan gerakan tersebut dibutuhkan keterlibatan dari berbagai elemen pendidikan yaitu peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik, akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.)
Pelaksanaan GLS) dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran. Pembiasaan dapat dilakukan dengan cara rutin membaca selama 15 (lima belas menit) sehari. Pengembangan kecakapan literasi dapat dilakukan saat pelaksanaan kegiatan nonakademik misalnya kegiatan ekstrakurikuler dan kunjungan wajib ke perpustakaan selama jam literasi. Dalam pembelajaran yaitu saat intrakurikuler dilakukan dengan cara penerapan strategi literasi dalam proses pembelajaran.
Jenis literasi yang dapat diterapkan di sekolah terdiri dari literasi baca dan tulis, numerasi, digital, sains, finansial, budaya dan kewargaan. Namun demikian, keterampilan membaca menjadi tolok ukur dalam kemampuan mengakses pengetahuan, memaknai makna yang tersurat dan tersirat dari suatu sumber bacaan.
Yang menjadi tantangan di era teknologi saat ini adalah melimpahnya informasi yang menuntut peserta didik menguasai beragam informasi dan materi pengetahuan. Oleh karena itu, kecakapan membaca sangat berperan penting. Di sekolah, peran guru adalah melaksanakan strategi membaca yang sesuai dengan jenjang kemampuan membaca peserta didik.
Strategi Literasi
Salah satu tujuan utama dari literasi dalam pembelajaran adalah untuk menghasilkan pembelajar yang mampu berpikir kritis dan memecahkan masalah. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya strategi literasi, yang dapat digunakan pada seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah.
Literasi dalam pembelajaran meliputi kemampuan untuk menggunakan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan melihat untuk mendapatkan informasi dalam disiplin tertentu (Vacca, Vacca, dan Mraz 2011). Dengan adanya 5 (lima) keterampilan tersebut, akan membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan metakognitif. Peserta didik diharapkan mampu berpikir kritis ketika mereka menerima, memproses, dan menghasilkan informasi.
Ketika strategi literasi diintegrasikan dalam pembelajaran, maka akan meningkatkan pemahaman bacaan, membangun pengetahuan konseptual, dan menumbuhkan keterampilan memecahkan masalah (Holloway 2002). Dengan demikian, peserta didik memiliki kesempatan untuk belajar dengan cara yang efektif.
Mengacu pada “ER Guide” yang ditulis oleh Extensive Reading Foundation (https://erfoundation.org/guide/ERF_Guide.pdf), secara umum membaca intensif adalah kegiatan membaca teks bacaan secara seksama, mendalam, dengan menangkap lebih dalam informasi yang ada pada teks. Dalam kegiatan membaca intensif, siswa membaca satu pilihan bacaan yang sama yang disediakan oleh guru. Selanjutnya peserta didik diminta untuk membaca teks pendek secara teliti dan cermat agar dapat memahami isi bacaan dengan benar (Renandya, 2007).
Ketika membaca intensif, peserta didik akan berfokus pada kosakata dan tata bahasa untuk dipahami, jadi mereka akan membaca kata demi kata secara seksama. Kegiatan membaca mereka akan menjadi sangat lambat karena mereka harus memahami bacaan secara seksama dan detail. Teks yang dibaca panjangnya terbatas, sumber bacaan jenisnya sama dengan yang dipakai guru, misalnya buku paket dan teks yang dibaca ditulis dalam bahasa yang sulit/rumit sehingga siswa-siswi perlu perlu menggunakan bantuan kamus jika ingin mengerti isi dari teks tersebut.
Sebagai contoh, guru meminta peserta didik untuk membaca bacaan yang ada pada buku paket, tentang satu istilah, selanjutnya peserta didik menggaris bawahi hal-hal penting yang mereka temukan dari istilah bacaan tersebut. Setelah selesai, peserta didik menulis istilah-istilah yang mereka temukan dari bacaan dan mencari arti katanya. Setelah mereka selesai, guru memberikan sepuluh pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan. Saya akan memberikan peserta didik suatu studi kasus dan meminta mereka menganalisa kasus tersebut sesuai dengan bacaan yang ada.
Macalister (2011) menyebutkan bahwa melalui kegiatan membaca intensif, siswa akan dapat mengembangkan keterampilan membaca seperti membaca sekilas dan mengidentifikasi ide utama dari bacaan. Kegiatan membaca intensif dapat membantu menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca dan berpikir kritis.
Membaca Ekstensif adalah kegiatan membaca sebanyak-banyaknya. Peserta didik yang melakukan kegiatan membaca ekstensif akan membaca bacaan sebanyak-banyaknya dan membaca untuk kesenangan (Renandya, 2007). Richard Day sebagai salah satu pakar membaca ekstensif menekankan satu hal yang paling mendasar dari kegiatan membaca ekstensif adalah siswa diberi kebebasan untuk memilih bacaannya sendiri dan informasi yang dicari adalah bersifat informasi tambahan (Day, 2015). Level bacaan yang dipilihpun cenderung yang sesuai atau di bawah kemampuan masing-masing siswa, misalnya buku cerita, majalah, Koran dan novel.
Karena membaca ekstensif dilakukan berdasarkan bacaan yang disenangi, maka jenis membaca ekstensif bisa menjadi pembaca yang membaca selamanya atau seumur hidup. Kegiatan membaca juga tidak lagi dilakukan karena mereka harus melakukannya, tetapi karena mereka ingin dan membutuhkan membaca untuk kesenangan pribadi. Adapun peran guru dalam hal ini hanyalah sebagai pengarah atau pemandu, tanpa ada pembatasan yang khusus.
Contoh pembelajaran yang menerapkan membaca ekstensif adalah pada pertemuan ke dua seorang guru menunjukan peta dunia dan beberapa bendera negara tetangga. Selanjutnya meminta peserta didik memilih satu bendera negara yang ingin mereka kunjungi saat mereka dewasa nanti. Kemudian peserta didik diarahkan untuk mencari artikel tentang keadaan alam wilayah negara tersebut sebagai pekerjaan rumah.
Guru membagi mereka dalam kelompok-kelompok kecil dan meminta mereka menceritakan bacaan yang mereka peroleh. Setelah itu, guru meminta mereka melaporkan hasil diskusi mereka dalam bentuk poster sederhana.
Dua jenis kegiatan membaca ini saling mendukung dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca siswa. Adapun proses pemahaman teks pada kegiatan baik membaca intensif maupun ekstensif terdiri dari 3 (tiga) tahap dalam pembelajaran yaitu sebelum, ketika, dan setelah membaca.
Strategi literasi dapat diterapkan di berbagai model pembelajaran, baik pembelajaran kooperatif, berbasis teks, berbasis proyek, berbasis masalah, inquiry, discovery, dan saintifik sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut (Beers 2010; Greenleaf dkk, 2011; Robb, 2003; Toolin, 2004). Dalam hal ini guru menyiapkan model pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik.
Tanggung Jawab Bersama
Untuk kembali membangun dan meningkatkan budaya literasi maka harus mulai disosialisasikan sebagai kebutuhan. Sekolah sebagai wadah untuk mencetak kader generasi bangsa sudah seyogyanya semakin meningkatkan budaya literasi kepada peserta didik. Oleh karena itu penting bagi guru untuk secara khusus menyiapkan strategi membaca yang sesuai bagi peserta didik.
Namun demikian, peningkatan kegemaran membaca sesuai tuntutan bahasa yang benar dan santun tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah. Karena pembentukan karakter peserta didik merupakan hasil dari penyerapan budaya di sekolah, sosial dan keluarga. Budaya literasi harus secara dini menjadi pemahaman setiap peserta didik, karena literasi merupakan pintu utama bagi pengembangan ilmu pengetahuan secara lebih luas.
Penulis adalah Guru SMP Negeri 17 Pontianak
Editor: Misbahul Munir S
SUMBER
https://pontianakpost.jawapos.com/guru-menulis/1462746254/penerapan-membaca-intensif-dan-ekstensif-dalam-pembelajaran
Mau muat tulisan di kolom OPINI www.infodiknas.com? Hubungi 08113610417